Fiksi, Bumi dan Pandemi
Lalu bagaimana fiksi kita tentang planet bumi?
Sampai saat ini, diakui atau tidak, dalam “ruang imaji” kita masih melihat bumi secara antroposentris. Kredo utama kita adalah “bumi dan segala apa yang ada padanya ditujukan untuk kepentingan sepihak manusia.” Jika kita merujuk Arne Naess dan deep ecology movement-nya, fiksi kita tentang bumi perlu digeser ke yang bersifat ekosentris, yang kredonya berbunyi: “Manusia adalah bagian dari bumi, sama dengan entitas biotik dan abiotik lainnya, dan saling terhubung.” Deep Ecology menantang kita agar relasi kita dengan alam tidak instrumental. Pertanian modern seperti pestisida untuk hama dan herbisida untuk rumput liar atau disinkfektan untuk membunuh virus, hanya untuk mengejar laba atau keselamatan manusia tanpa mempertimbangkan efek jangka panjang terhadap air-tanah-udara harus diubah.
Saya teringat dengan perbincangan dengan seorang guru di kampung, yang wawasannya cukup luas, tentang covid-19. Dia tiba-tiba mengatakan sesuatu dalam bahasa bugis dan dengan kesan agak mistis, bahwa virus ini adalah fenomena “nabissai alena lino e.” Dunia sedang membersihkan dirinya. Walaupun pesan mistik bugis ini punya banyak arti, tetapi tampaklah bahwa bagi orang bugis, bumi punya kesadaran dan bisa mengambil “inisiatif” untuk dirinya sendiri.
Kalimat itu mengingatkan saya teringat pada tokoh mitos Yunani bernama Gaia. Ia adalah personifikasi Bumi dan berjenis kelamin perempuan. Nama Gaia ini kemudian dijadikan oleh James Lovelock, seorang environmentalis, sebagai nama hipotesis kontroversial yaitu “Hipotesis Gaia”. Hipotesis ini mengandaikan Bumi sebagai organisme tersendiri, dengan kesatuan hidup antara biosfer, atmosfer, kriosfer, hidrosfer dan litosfer yang saling berinteraksi menjaga iklim dan bio-geokimia bumi tetap seimbang. Lovelock dalam The Revenge Gaia juga menyebutkan bahwa Gaia (Bumi), sebagaimana organisme pada umumnya, memiliki semacam “kekekalan tubuh” untuk menjaga kesehatannya. Salah satu bagian dari sistem kekebalan itu adalah pandemi.
Tulisan yg sarat pengetahuan. Mantap dinda