Revolusi Pendidikan Ekologi Pelajar
Oleh : Hanapi*
15 tahun yang lalu mungkin kita yang dulu sekolah di SMP, SMA dan lainnya masih diminta orang tua kita untuk membawa bekal dari rumah. Hal yang sangat sederhana namun memiliki autonomi politik yang sangat vital dalam membentuk relasi keseharian kita dengan alam. Membawa bekal dari rumah ini bagian dari orangtua kita melakukan perlawanan terhadap produk jajan kemasan yang dibungkus dengan plastik yang proses pembuatannya kita benar-benar tidak tahu. Ini terlihat sederhana bagi siapapun tetapi dalam pandangan politik kebijaksanaan dan belanja dari Micheel inilah yang dimaknai sebagai produk adalah hal yang paling politis yang menentukan hidup kita.
Gerakan yang kita definisikan bisa dimulai dari hal hal sederhana yang melibatkan proses yang kompleks, membawa bekal ini sebagai gerakan ekologi pernah didengungkan dalam tubuh Ikatan Pelajar Muhammadiyah di beberapa daerah namun gerakan ekologi pelajar dilakukan semakin beragam yang bisa dimulai dari hulu dan hilirnya. Gerakan ekologi dari hulunya dengan menaman, belajar membikin kompos, pelatihan lingkungan, mengelola daerah yang tertumpuk sampah dengan edukasi seperti yang dilakukan oleh IPM di Surabaya. Dari sektor hulu ini sebenarnya bagian yang vital bagaimana kita belajar tentang proses dalam menghasilkan produk makanan.
Gerakan ekologi ini hendaklah terintegrasi dari hulu dan hilirnya yang membuat pelajar semakin memahami secara praktis implikasi tindakan kita sehari hari dalam membeli produk tanpa kecerdasan ekologis maka kita akan menjadi bagian dari perusak lingkungan secara invidu tetapi berjamaah. Kalau disektor hulu bisa menanam jenis beragam tanaman baik untuk kebutuhan dasar seperti sayur-sayuran, cabai, kangkung dan lainnya yang membuat rumah tangga kita tidak mudah diintervensi pasar ketika harga kebutuhan pokok melonjak.
Ini kedengaran sedikit rumit bagi pelajar yang hidup di perkotaan dimana lahan itu terbatas, menanam bisa dilakukan sekreatif mungkin dengan cara yang kita sukai, menanam dalam polibag, menggunakan bahan bekas seperti cat kaleng, bottle bekas dan lainnya. Tanaman itu bisa beragam sekali, jadi sesuka kita.
Contoh sederhana gerakan hulu ini dilakukan oleh beberapa pegiat literasi di RBK yang menanam di kos mereka masing-masing seperti seledri, daun mint, cabai dan lainnya. Meskipun di kebun rumah baca komunitas terdapat beragam jenis tanaman yang bisa dipanen maupun untuk keindahan lingkungan sekitar. Gerakan pelajar bisa dimulai dari sektor hulu. Sedangkan pada level proses dengan mengajarkan pelajar cara mengelola produk menjadi makanan atau minuman yang enak hingga menjadi produk yang berada disektor hilir. Ini proses pembentukan agen lingkungan pelajar yang strategis.