Opini

Belajar Krisis Ekologis dari Film Avengers dan Cara Penanggulangannya

Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa, persoalan lingkungan hidup bumi saat ini terdiri dari serangkaian persoalan. Beragam isu “tentang krisis daya dukung alam” mencakup persoalan seperti: perubahan iklim, pengasaman air laut, penipisan lapisan ozon di stratosfer, batas aliran biogeokimia (siklus nitrogen dan fosfor), penggunaan air bersih global, perubahan pemanfaat lahan, hilangnya keragaman hayati, pelepasan aerosol ke atmosfer, dan polusi kimia.

Dari semua itu perubahan iklim menjadi ancaman terbesar dan paling mendesak yang paling menduduki persoalan sentral. Peningkatan gas rumah kaca akibat aktivitas manusia (karbondioksida, metana, nitrogen oksida, dll) telah mendestabilisasi iklim dunia dan berkelindan dengan ancaman lainnya.

Dapat dipastikan jika perilaku self distuction manusia ini tidaklah berubah, dampak kenaikan suhu global bisa mengerikan bagi sebagian besar spesies dimuka bumi ini, termasuk manusia itu sendiri.

Mencari Akar Permasalahan

Akar permasalahan krisis ekologi dan keberlanjutannya, seperti disampaikan oleh A. Sonny Keraf dalam artikelnya berjudul Sustainable Development, adalah pola pikir manusia yang menempatkan alam sebagai obyek yang harus dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Bahkan bisa dikatakan, ada mis-orientasi dalam pembangunan. Pembangunan semata untuk pertumbuhan ekonomi, menegasikan aspek sosial-budaya, dan lingkungan hidup. Hal ini terjadi umum di seluruh negara di dunia, termasuk di Indonesia.

Padahal, sebagaimana yang diungkapkan oleh Epicurus, dikutip oleh Magdoff dan Foster dalam buku the Epicurus reader, ia mengatakan “kekayaan jika tidak ada batasannya, adalah kemiskinan besar.”

Hal ini sejalan dengan ungkapan Herman Daly, lewat “teorema ketidakmungkinannya.” Dia menyebut tak mungkin ekonomi terus bertumbuh terus tak terbatas di tengah lingkungan yang tidak tak terbatas.

Namun yang terjadi adalah perluasan dan eksploitasi tetap berlangsung, bahkan semakin masif. Motif ekonomi berdasarkan pengejaran laba dan persaingan telah mendorong aktivitas untuk menambahkan penjualan dan melebarkan pangsa pasar.

Laman sebelumnya 1 2 3 4 5Laman berikutnya

Kader Hijau Muhammadiyah

Kader Hijau Muhammadiyah (KHM) | Platform Gerakan Alternatif Kader Muda Muhammadiyah dalam Merespon Isu Sosial-Ekologis #SalamLestari #HijauBerseri

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button