Apakah sulit memahami alam dan perempuan ?
Konon katanya perempuan sulit untuk dipahami oleh laki – laki karena perempuan menyampaikan keinginan atau pikirannya dianggap menggunakan semacam kode – kode tertentu yang tidak mudah ditafsirkan. Bukan tidak mungkin alasan ini juga kepada alam mengingat alam memiliki kemiripan dengan perempuan yang menggunakan kode atau pertanda tertentu untuk menyampaikan perasaannya. Terlebih lagi alam memiliki sifat pasif, hidup namun tak nampak hidup dan bisa merasakan namun dianggap tidak berakal & tidak merasa seperti manusia. Hal tersebut pada akhirnya dianggap sebagai kesulitan tersendiri untuk memahami perempuan dan alam yang tidak jarang membuat sebagian orang mengabaikan lalu berakibat pada eksploitasi dan penindasan secara tidak disadari.
Kesulitan memahami ini diperkuat dengan sistem hierarki yang terbentuk di masyarakat yang melahirkan dominasi oleh kelompok tertentu. Dominasi ini menimbulkan kerusakan dan kerugian yang begitu parah bagi alam dan perempuan. Mereka dijadikan objek untuk memenuhi kerakusan manusia yang berkedok upaya pemenuhan kebutuhan hidup. Dampak yang ditimbulkan saling berkaitan antara alam dan perempuan. Seperti rencana penambangan batu andesit di desa wadas jika dilakukan alam maka akan berdampak pada perubahan iklim, terjadinya bencana alam tidak bisa dihindarkan serta hilangnya sumber penghidupan bagi berbagai makhluk yang menjadi bagian ekosistem. Dampak lainnya juga dialami perempuan wadas atau bisa orang menyebut wadon wadas dari berbagai sektor seperti perekonomian yang mana adanya ancaman kehilangan mata pencarian para perempuan yang bertumpu pada penggunaan bahan – bahan alam sebagai bahan baku. Atau dari sektor rumah tangga yang terancam kehilangan sumber mata air sebagai pengisi kebutuhan mandi, masak, mencuci dan penopang ketika musim kemarau. Kesulitan untuk memahami kondisi serta dampak terhadap kehidupan di masa depan, pengambilan sumber daya alam secara paksa justru banyak merugikan bukannya memberi manfaat bagi kehidupan disekitarnya.