Karhutla, Mengubah Surga menjadi Neraka
Adapun karhutla yang disebabkan oleh ketidaksengajaan atau kecerobohan ulah tangan manusia, misalnya, membuang puntung rokok, membakar sampah, dan bekas perapian yang belum dipadamkan. Selain itu, ada kasus ceroboh lain baru-baru ini yang banyak diperbincangkan publik, yakni akibat flare untuk estetika foto preweddding di Bromo. Apakah demi konten dan foto yang ciamik, kemudian rela untuk merusak cantiknya surga dan mengubahnya menjadi neraka dengan kecerobohannya? Sengaja maupun tidak sengaja, perilaku destruktif yang menyebabkan karhutla itu harus ditindak tegas supaya tidak terjadi berulang-ulang kali.
Perlunya Perspektif Ekologi dalam Tindakan Ekonomi
Terlepas dari apapun kemungkinan penyebabnya, kita harus segera menghentikan ini, mengingat bahaya dan dampak karhutla bagi semesta. Terutama pada kasus pembakaran lahan untuk kepentingan korporasi. Sebab, karhutla bukan saja menyebabkan polusi udara, lebih penting lagi ialah merusak tatanan ekologi.
Berkaitan dengan urusan ekologi, logika ekonomi yang mengedepankan efisiensi patut kita kaji kembali. Jangan sampai dasar motif ekonomi menyebabkan rusaknya keanekaragaman hayati. Jangan sampai dengan dalih efisiensi, mengorbankan kelestarian ekologi.
Sebenarnya tidak hanya urusan ekonomi, tapi semua tindakan apapun harus dilandasi dengan kesadaran ekologi supaya tidak melahirkan tindakan destruktif, merusak alam yang lestari.