Moment Hari Lingkungan Hidup sedunia 2023, Jaringan Solidaritas Malang Raya Suarakan Malang Darurat Iklim di CFD Ijen Kota Malang

kaderhijaumu.id – Moment Peringati Hari Lingkungan Hidup sedunia pada pada 04 Juni 2023. WALHI Jatim, Kader Hijau Muhammadiyah (KHM) Malang dan Beberapa komunitas lingkungan yang tergabung dalam Jaringan Solidaritas Malang Raya, Melakukan Pawai hari Lingkungan Hidup di CFD Ijen Kota Malang. Kegiatan pawai ini membawa isu-isu lingkungan yang kian hari semakin bertambah, dengan mengusung tema “Menjaga Lingkungan Merawat Masa Depan”.
Kota Malang menjadi salah satu kota yang tidak bisa terhindar dari krisis iklim. Kota yang dulu dikenal sangat dingin ini secara cepat berubah menjadi kota yang padat penduduk dan suhu udara semakin panas, begitu pula dengan wilayah disekitarnya seperti Kabupaten Malang dan Kota batu atau yang biasa di kenal dengan kawasan Malang Raya.
Berbagai sudut di kota Malang dirubah besar-besaran untuk pariwisata, industri dan fasilitas publik. Sayangnya pembangunan ini tidak mempertimbangkan daya dukung lingkungan hidup. Beberapa kawasan lindung atau kawasan hijau direlakan untuk diubah menjadi bangungan yang tidak ramah lingkungan.
Ada 4 iIsu-isu pokok yang disuarakan pada pawai ini, diantaranya adalah suhu yang semakin meningkan, sampah, banjir, ruang terbuka hijau dan beberapa isu yang dibawa oleh masing-masing tiap-tiap komunitas lingkungan Malang Raya.
“Sediktinya ada 4 isu yang kita bawa. Pertama sampah di kota Malang, bahwasannya ada 600 ton sampah yang masuk TPA supit urang setiap harinya. Kedua suhu udara yang semakin meningkat. Ketiga banjir, ada 18 titik banjir di kota Malang. Keempat ruang terbuka hijau yang hanya ada 4% dari 20% yang harus di kota Malang ” ujar Lila.
Sampah menjadi faktor utama yang memparah banjir di Malang Raya dan menjadi salah satu ancaman serius bagi warga Malang. Berbagai sumber menyebutkan bahwa setiap harinya TPA Supit Urang menerima 600 ton sampah, itupun belum terpilah sehingga menimbulkan berbagai dampak, seperti bau yang menyengat dan tercemarnya air tanah. Hal serupa juga terjadi di TPA Tlekung yang berada di Kota Batu, TPA Tlekung pun mengalami dua hal tersebut.
Banjir permasalahan yang sering terjadi di Kota Malang, ada 18 titik banjir yang kerapkali disebabkan oleh curah hujan yang tinggi dan sistem drainase yang buruk dan Pembangunan yang tidak terencana menjadi salah satu penyebab utama banjir di kota ini. Sedangkan disektor kualitas udara, menghadapi tantangan serius terkait kualitas udara. Perkembangan cepat dalam sektor industri, pertumbuhan populasi yang signifikan, serta peningkatan kendaraan bermotor telah menyebabkan peningkatan polusi udara.
Kota Malang, salah satu kota terbesar di Jawa Timur, menghadapi tantangan serius terkait minimnya ruang terbuka hijau, hanya 4% ruang terbuka hijau dari kewajiban daerah 20%. Pertumbuhan perkotaan yang pesat dan peningkatan pembangunan infrastruktur telah menyebabkan berkurangnya luas lahan yang tersedia untuk ruang terbuka hijau.
Akhirnya masalah sampah ini merembet semakin parah banjir di wilayah kawasan Malang raya. Menimbulkan kerugian yang besar bukannnya hanya merusak rumah dan fasilitas publik, banjir juga mengakibatkan krisis air bersih.
Berbagai macam isu lingkungan yang dibawa jaringan solidaritas Malang raya ini bertujuan untuk membagikan informasi tentang permasalah ekologis di Malang Raya. Harapannya dari informasi yang didapat akan timbul kesadaran untuk terlibat dalam menyuarakan isu ekologis, serta ikut menjaga dan melestarikan lingkungan. (faf/man)