Makanan dan Kesehatan
Kuba membuktikan bahwa mereka yang dibiayai sekolah murah tentu tidak merasa rugi jika dibayar murah. Artinya, negara hadir dan pasar tunduk untuk tidak masuk dalam bidang kesehatan. Kita nenyaksikan Kuba mengirim dokternya ke berbagai negara demi membantu mengatasi Virus Corona. Jauh dari Kuba, contoh baik bisa didapatkan di Malaysia. Orang sakit hanya perlu membayar 1 Ringgit, dan untuk ttebus obat 2 Ringgit. Di Indonesia para orang tua dengan bangga menyekolahkan anak di jurusan kesehatan dengan biaya ratusan juta, yang kelak rakyat harus membayar mereka dengan mahal.
Jadi kalau ada sarjana yang belajar menanam tanaman pangan, mencoba menanam pangan sehat organik, sebenarnya itu harus didukung. Di berbagai negara berkembang yang menolak mengekor negara maju, pemandangan semacam itu sudah lumrah. Apalagi negara yang diberikan Tuhan tanah yang luas, dengan ekosistem tanaman beragam tapi hancur karena tanaman monokultur seperti sawit, ditambah dengan pengerukan oleh tambang para elit modal berbaju elit politik. []